Kegiatan

Harta Karun

06.543 Comments




 Hapeku bergetar menandakan ada pesan masuk yang harus kubaca dari teman satu SMA, satu kamar kost dan satu tempat kuliahku. Panggil saja dia Eneng alias Rosinta.

“Nun, rumah lo di Villa Mutiara Gading 1 kan? Tahu sekolah Alam Anak Sholeh nggak?”

Begitulah pesan pertama sebagai salah satu jalan menuju “harta karun” surganya dunia.

Lebay? Tidak. Ini bicara soal hati yang sebenarnya tidak dapat dituangkan lewat rangkaian kata.
Aku percaya, kebahagiaan yang sesungguhnya dapat dirasakan setelah melewati proses yang rumit seperti kisah cinta *eaaaaa~~~ 

Sama halnya dengan kami yang melewati perjalanan yang “panjang” alias nyasar, cuaca yang membuat kasur kita lebih posesif dan lain-lain yang berkeliaran di pikiran usia muda kita yang hampir menghilangkan niat untuk bertemu “harta karun”.

Akhir Januari di tahun 2016, kami disambut dengan senyuman yang tulus dari tiga sosok yaitu Kepala Sekolah Bapak Khair, Om Agus, dan Mbak Prita. Kami langsung jatuh cinta dengan semua yang diucapkan oleh tiga sosok tersebut ditambah dengan backsound dari suara dan canda tawa anak-anak Sekolah Dasar Alam Anak Sholeh (SDAAS) makin membuat kami merasa.........
“Yeah!! It’s the REAL Purpose of Life...!!”

Alhamdulillah, hari Sabtu di ujung bulan Januari tanggal 30 kami diberikan kesempatan untuk berbagai wawasan tentang “Public Speaking”..Kenapa oh kenapa? Hmm... karena Rosinta mempunyai latar belakang kuliah dengan jurusan Komunikasi yang mungkin masih bisa bermanfaat untuk adik-adikku di Sekolah Anak Sholeh.


Aku dan Rosinta sedang berkenalan

Buatku, ini adalah kali pertama berhadapan dengan adik-adik

Media kertas yang mereka tuliskan tentang hal apa yang diperlukan dalam public speaking

Kami berdua saat itu memberikan “pemanasan” materi tentang pengertian dan faktor yang harus di perhatikan dari Public Speaking. Yayyy! Adik-adikku antusias mengikuti cara pembelajaran dari kami berdua. Namun, ada hal yang membuat kami (aku dan Rosinta) malah justru belajar dari salah satu murid disana.

Namanya Iwan, Ia adalah murid yang paling unik disana yang menjadi pusat perhatian kami. Ia berbeda dari yang lain sebab memiliki kebutuhan khusus, Global Development Delay (GDD) atau keterlambatan motorik otak, begitu penjelasan yang kami dapat. Umurnya paling tua diantara yang lain yaitu 18 tahun. Tetapi ia memiliki kelebihan yang murid lain tidak miliki, ia sangat percaya diri.
Iwan yang paling semangat dan pertama menunjukkan jari telunjuknya ke udara saat Rosinta menanyakan, “Hayo, siapa yang berani maju ke depan untuk memperkenalkan diri???”


Iwan adalah peserta pertama yang mengajukan diri, hebat!

Perkenalan nama, tempat tinggal, hobi, cita-cita, dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari menjadi perkenalan singkat dari adik-adik yang maju di depan kelas. Macam-macam sekali karakter adik-adikku di sana. Ada yang pemalu, ada yang super aktif, ada yang gugup dan lain-lain yang membuat kami semakin jatuh cinta terhadap adik-adikku.


Satu persatu adik-adik tampil public speaking

Bahagia. Satu kata yang kami rasakan saat itu, yang baru kami rasakan selama 22 tahun kami ada di dunia. Kami baru bisa bermanfaat untuk orang-orang yang sangat membutuhkan uluran niat baik kita. Tapi tidak ada kata terlambat untuk jadi yang lebih baik.

Terima kasih adik-adikku, terima kasih Sekolah Alam Anak Soleh sudah memberikan warna yang berbeda di hidup kami.



With Love,
Ainun & Rosinta

Artikel lainnya:

3 komentar:

Zata mengatakan...

kebayang rasanya saat yang kita lakukan bermanfaat buat orang lain..

semoga kalian dan kita semua bisa terus berbagi yaa..

Dhiya Tazkiya mengatakan...

semangat mencari harta karun lebih banyak lagi..yeaaay

Prita HW mengatakan...

semangat, kak! apalah arti hidup kita ya kalo tanpa berbagi ~ah sedap :)